Genewa - Sebuah lembaga PBB bagi para pengungsi mencatat bahwa sebanyak 14 ribu warga Libya telah mengungsi ke Italia dan Malta. Kebanyakan dari mereka mengungsi dengan menggunakan kapal.
"Sampai saat ini, sekitar 14 ribu orang telah tiba dengan kapal di Italia dan Malta dari Libya," ujar juru bicara Komisioner Tinggi PBB untuk Para Pengungsi (UNHCR), Melissa Fleming, seperti dilansir AFP, Selasa (17/5/2011).
"Dari jumlah tersebut, sekitar 1.669 orang tiba pada Jumat (14/5) dan Sabtu (15/5) kemarin," imbuhnya.
Berdasarkan hasil diskusi dengan orang-orang yang telah tiba di Italia, diyakini bahwa masih ada ribuan orang yang akan berusaha mengungsi dari Libya melalui jalur laut ke Malta dan Italia. Kedua wilayah yang terletak di Benua Eropa tersebut memang berbatasan laut dengan Libya yang ada di Benua Afrika.
Ratusan orang yang sebelumnya melarikan diri ke Tunisia atau Mesir bahkan telah kembali ke Libya dan berencana menyeberang ke wilayah Eropa dengan kapal. Namun sayangnya, sebagian dari mereka justru merupakan penyelundup dari Tunisia.
"Di antara mereka adalah para pengungsi, termasuk warga Somalia, Ethiopia dan Eritrea yang selama ini berada di kamp-kamp Choucha dekat perbatasan Tunisia dengan Libya," terangnya.
Menurut Organisasi Migrasi Internasional, para penyelundup tersebut memiliki nyali besar untuk kembali ke Libya demi berharap bisa menyeberang ke wilayah Eropa dengan kapal. Pasalnya, salah satu poin dalam perjanjian terbaru antara Uni Eropa dengan Tunisia, yakni pencegahan para penyelundup meninggalkan pantai Tunisia.
"Bagian dari perjanjian tersebut menyebutkan bahwa Uni Eropa akan melakukan investasi ekonomi dan bagian lainnya menyebutkan bahwa Tunisia harus mampu menghentikan para penyelundup kabur dengan perahu," ujar juru bicara Organisasi Migrasi Internasional, Jemini Pandya.
UNHCR menambahkan, sejak 25 Maret lalu terdapat sekitar 1.200 orang yang diketahui menyeberang ke wilayah Eropa namun tak diketahui keberadaannya.
Sementara Koordinator Kemanusiaan PBB bagi Libya Panos Moumtzis menyatakan, PBB akan melakukan peninjauan dana bantuan bagi Libya untuk bulan Juni hingga Agustus. Yang dibutuhkan adalah sekitar US$ 310 juta untuk memenuhi kebutuhan rakyat Libya hingga akhir Mei ini. Hingga kini baru didapatkan dari para donatur sebanyak 46 persen dari total yang diperlukan.
Moumtzis juga menyerukan agar aspek kemanusiaan di Libya lebih diperhatikan di tengah konflik yang berlangsung. Menurutnya, perlu dilakukan evaluasi terhadap bantuan-bantuan yang dibutuhkan warga Libya.