Bertempat di Rumah Sakit (RS) Medika Permata Hijau Jakarta, Franky Sahilatua berpulang ke Rahmatullah, Rabu (20/4/2011). Kenangan perjuangan membekas di benak Sukardi Rinakit, pengamat politik sekaligus teman seperjuangan Franky.
Karya-karyanya sangat menginspirasi, Franky dapat memobilisasi massa dengan luar biasa
-- Franky Sahilatua
Di suatu kesempatan, Sukardi menceritakan dua pesan perjuangan Franky yang masih dalam proses pencapaian. "Pertama, dia ingin sekali menyeberang. Bersama kawan-kawannya, dia ingin melakukannya. Artinya, ingin menyeberang dari kondisi yang sekarang jadi kondisi yang lebih baik," papar Sukardi saat ditemui di RS Medika Permata Hijau, Jakarta, Rabu (20/4/2011).
Bangsa yang lebih baik adalah, misalnya, dengan memaknai bagaimana mengubah demokrasi yang sekarang ini masih bersifat prosedural menjadi demokrasi yang substansial. Dengan melakukan penyeberangan, diharapkan bangsa Indonesia mampu menyeberangi gerakan yang selama ini terus berputar-putar. Banyak cara yang dilakukan oleh Franky dan kawan-kawannya untuk melakukan proses penyeberangan.
"Salah satunya adalah dengan menciptakan dan menyanyikan lagu saat berada di atas perahu," lanjut Sukardi.
Diakui, karena peran dan lagu-lagu dari Frankylah, inspirasi semangat perjuangan itu masih ada dan hidup dalam benak Sukardi dan kawan-kawannya, termasuk elemen-elemen pergerakan di akar rumput. "Karya-karyanya sangat menginspirasi, Franky dapat memobilisasi massa dengan luar biasa," pujinya.
Pada pesan kedua, sang troubadour ingin sekali menempatkan seorang presiden bangsa yang sesuai dengan karakter yang diperjuangkan. "Dan yang kedua, proyek kita untuk mencari orang yang kita dukung untuk menjadi presiden," ucap Sukardi.
Beberapa karya Franky yang menginspirasikan kedua pesan tersebut, menurut Sukardi, misalnya, "Anak Tiri Republik" dan "Sirkus Sembilan Bahan Pangan". "Sudah jadi lagunya. Tapi Tuhan berkehendak lain," tutup Sukardi.