Ulat bulu bertahan dengan bulu yang berhubungan dengan racun, sering disebut urticating hairs. Maraknya hewan ini di Indonesia membuat masyarakat khawatir.
Racun pada ulat bulu yang paling menakutkan ditemukan pada genus Lonomia yang hidup di Amerika Selatan. Ini merupakan antikoagulan yang sangat kuat sehingga menyebabkan pendarahan pada manusia, bahkan hingga meninggal.
Bahan kimia itu kini sedang diselidiki oleh ahli medis. Meskipun begitu, sebagian besar bulu itu hanya menyebabkan iritasi ringan atau penyakit kulit.
Dalam sejarahnya, bulu ulat bulu terkadang membawa venom di dalam tubuhnya yang bisa menimbulkan cedera serius pada manusia, mulai dari urticarial dermatitis, atopic asthma, osteochondritis, consumption coagulopathy, gagal ginjal dan pendarahan intraserebral. Meskipun, gatal-gatal kulit adalah dampak yang paling umum bila manusia menyentuh ulat bulu.
Yang menakutkan, kasus ulat bulu pernah menelan korban jiwa. Lonomia merupakan penyebab envenomasi (gigitan atau sengatan yang menginjeksikan bisa atau racun), paling sering ditemukan di Brazil. Kasus ulat bulu mencapai 354 pada 1989 hingga 2005. Bahkan, 20% kematian disebabkan pendarahan intracranial.
Bulu ulat bulu juga bisa menyebabkan infeksi kerato-konjungtivis. duri tajam pada ujung bulu ulat bulu bisa bersarang di jaringan lunak dan selaput lendir di tubuh manusia, selaput mata misalnya. Jika masuk ke jaringan tubuh dan sulit diekstrak, dikhawatirkan duri masuk ke membran tubuh.